
Pada tahun 1886 terbentuklah komunitas “kampung jawa”. Komunitas ini sendiri adalah yang pertama bermukin di Sulawesi utara. Para pendirinya antara lain, Tubagus Buang, penghulu Abu Salam, dan Imam Mas Jebeng, sekaligus pembawa syiar islam dari Demak, yang diasingkan Belanda di masa itu ke tanah Minahasa. Menurut rekaman sejarah, mereka pertama-tama tinggal di tombariri Minahasa, untuk memperkecil pergerakan dalam menentang semua kebijakan Belanda pada saat itu.
Setelah diasingkan ke tombariri, Belanda selalau memantau kegiatan mereka dan mengetahui bahwa perkembangan mereka setelah diasingkan masih berarti, maka Belanda kembali mengasingkan mereka di Kaskasen. Akan tetapi dalam perkembangannya masih cukup berarti, akhirnya menurut data sejarah Belanda kembali mengasingkan mereka di sekitar kelurahan Walian sekarang ini.
Pada saat mereka diasingkan di Walian, mereka menderita penyakit cacar sehingga mereka berpindah di perkebunan kayu payung atau kayu yang besar (wilayah Kampung Jawa sekarang). Setelah penyakit kulit membaik, mereka menetap dan membentuk Kampung Jawa yang ada sampai sekarang. Luas wilayah Kampung Jawa sekarang adalah 3000 m2. Sebelah utara kelurahan Kampung Jawa berbatasan dengan Kelurahan Tumatangtang, sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan tumatangtang, sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Tumatangtang, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Pinaras.